Minggu, 12 Oktober 2014

The Orphan

Film ini diawali dengan kisah bagaimana Kate Coleman (diperankan oleh Vera Farmiga) mengalami keguguran di rumah sakit. Sejak saat itu dia mengalami depresi dan kecanduan alkohol. Suaminya, Jack Coleman (diperankan oleh Peter Sarsgaard) berusaha membantunya melewati masalah itu dan akhirnya sepakat untuk mengadopsi seorang anak dari panti asuhan. Meskipun sebenarnya mereka sudah memiliki dua orang anak, yaitu Daniel (diperankan oleh Jimmy Bennet) dan Max (diperankan oleh Aryana Engineer) yang bisu dan tuli.
Di panti asuhan mereka mengadopsi Esther (diperankan oleh Isabelle Furhman) yang baru berusia 9 tahun. Ia berasal dari Rusia dan keluarga yang terakhir mengadopsinya tewas dalam sebuah kebakaran. Esther berhasil memikat Jack dan Kate dengan senyumnya yang tulus dan kemampuannya melukis. Tak menunggu lama, Kate dan Jack mengadopsi Esther dan membawanya pulang ke rumah mereka. Max langsung menyambut gembira kedatangan Esther, tapi Daniel sangat membencinya. Karena gaya berpakaian Esther yang kolot dan caranya memandang yang tidak biasa.

Tidak perlu waktu lama untuk mengetahui memang ada sesuatu yang salah dengan Esther. Setelah kedatangannya, keluarga harmonis yang bahagia itu perlahan-lahan mulai diliputi masalah. Esther juga berhasil menyakiti salah seorang teman sekelasnya yang sering mengganggunya. Dia mendorongnya dari tempat permainan hingga mengalami patah tulang.

Ketika kebetulan suster Abigail (diperankan oleh CCH Pounder) yang bekerja di panti asuhan dulu menelepon, Kate langsung menceritakan kejadian itu kepadanya. Keesokan harinya, suster Abigail datang ke rumah mereka untuk membicarakan sesuatu. Ia mengatakan kalau mungkin Esther memiliki keanehan. Karena dimana ada keributan atau kecelakaan, dia selalu ada disana. Dia menawarkan untuk membawa Esther kembali ke panti asuhan. Kate dan Jack mengatakan akan memikirkannya dulu.
Esther yang mengetahui niat suster Abigail untuk membawanya kembali berhasil membunuhnya dengan menghantam kepalanya menggunakan martil. Dia memaksa Max membantunya dan menyimpan rahasia itu atau dia akan membunuhnya. Max yang ketakutan hanya bisa menurut. Esther lalu menyembunyikan martil yang dipergunakannya untuk membunuh suster Abigail di rumah pohon milik Daniel. Peristiwa itu terlihat oleh Daniel ketidak secara tidak sengaja dia berada di sekitar tempat itu.

Dan Esther ternyata tahu kalau Daniel mengintipnya dan mengancamnya dengan cutter ketika dia sedang tidur. Dia lalu menyakiti Kate dengan memotong semua mawar putih yang ditanamnya di makam Jessica, anak perempuannya yang meninggal waktu dia keguguran dulu. Saking marahnya, Kate menarik lengan Esther. Dia menjerit kesakitan untuk menarik perhatian Jack. Dan dengan sengaja dia menjepit lengannya hingga patah untuk mengesankan Kate adalah penyiksa anak.

Kate berusaha mencari tahu latar belakan Esther. Ternyata dia dulu tinggal di Saarne Institute, sebuah rumah sakit jiwa di Estonia. Dia menghubungi rumah sakit itu tapi mereka mengatakan tidak mengenal pasien bernama Esther. Kate lalu mengirimkan fotonya melalui email dan menunggu mereka mengecek lebih jauh.

Daniel akhirnya nekad untuk membongkar kejahatan Esther. Dari Max dia mengetahui kalau Esther menyimpan martil yang dipakainya untuk membunuh suster Abigail di rumah pohon. Diam-diam dia naik dan memeriksa tempat itu, tapi ternyata Esther sudah menunggunya dan membakar rumah itu agar Daniel tewas terbakar. Tapi Daniel berhasil selamat tapi harus masuk ICU. Ketika Esther berniat menghantam kepalanya dengan batu, Max muncul dan mendorong Esther hingga jatuh. Kate dan Jack membawa Daniel ke rumah sakit.

Di rumah sakit, Esther masih juga berusaha membunuh Daniel dan menutup wajahnya dengan bantal. Alat penanda sudah menunjukkan garis datar dan ia keluar dari ruangan itu dengan tersenyum. Tapi ternyata dokter berhasil menyelamatkan Daniel. Kate langsung mengetahui kalau itu adalah ulah Esther. Di depan banyak orang ia menampar Esther hingga terjatuh dan berdarah. Akhirnya Kate dibius dan harus tinggal di rumah sakit malam itu.

Esther sangat senang begitu menyadari dia akan berduaan di rumah dengan Jack. Dia menggunakan kesempatan itu untuk menggoda Jack agar tidur dengannya. Jack menolak dan menyuruhnya naik ke kamarnya. Esther sangat marah karena merasa ditolak. Dia pun mengambil pisau dan pistol yang didapatnya dari lemari besi.

Pada saat itu, di rumah sakit, Kate menerima telepon dari Saarne Institution. Dokter yang menghubunginya mengatakan kalau nama asli Esther adalah Leena Klammer. Dia sebenarnya bukan seorang anak-anak lagi. Dia adalah wanita dewasa yang berusia 33 tahun. Dia mengidap penyakit yang membuat tubuhnya berhenti berkembang secara fisik. Jadi, meskipun usianya sudah dewasa, dia tetap terlihat seperti anak yang berusia 9 tahun. Leena adalah seorang psikopat yang sangat berbahaya. Dia berhasil melarikan diri dari rumah sakit itu setelah membunuh beberapa pegawai.

Kate buru-buru pulang dan mendapati bahwa Jack sudah tewas dengan banyak luka bacokan di tubuhnya. Dan ia harus kucing-kucingan dengan Esther yang membawa pistol, untuk bisa naik dan menjemput Max yang bersembunyi di dalam lemari. Dalam perkelahian, dia berhasil memuat Esther pingsan dan membawa lari Max. Tapi ternyata, Esther berhasil menyusul dan mereka bergulat di atas danau yang membeku karena lapisan es. Pecahan es itu retak dan mereka berdua terjun ke dalam air yang dingin.
Kate berhasil menghantam wajah Esther dan naik terlebih dahulu ke permukaan. Esther menyusul di belakangnya sambil berkata:
Jangan biarkan aku mati, bu.
Kate memandangnya dengan marah lalu menendangnya sekuat tenaga sambil berkata:
Aku bukan ibumu!
Tendangan Kate membuat leher Esther patah dan dia masuk kembali ke dalam air dan tenggelam.(2009)

One Missed Call

Seorang gadis bernama Leann (Azura Skye) menerima sebuah pesan panggilan tak terjawab dari temannya bernama Shelly. Ternyata Shelly ini sudah meninggal, ketika pesan telepon itu masuk ke ponsel Leann. Dua hari kemudian Leann tewas. Selanjutnya, giliran Brian (Johnny Lewis) yang menerima telepon dari Leann, yang mengatakan kalau dia akan tewas dalam dua hari. Leann menganggap pesan itu sebagai permainan konyol yang membuatnya marah.

Ia menceritakan panggilan itu pada Beth (Shannyn Sossamon), temannya. Ia menceritakan bagaimana ia mulai sering melihat kejadian aneh setelah menerima pesan itu. Brian mengatakan kalau ia sering melihat sesosok manusia yang berpakaian serba hitam dan mengenakan jaket berkerudung, mengawasinya dari kejauhan. Dan perlahan-lahan sosok hitam itu mulai berjalan mendekatinya. Ia tidak mengerti artinya, tapi tetap merasa ketakutan. Tak lama kemudian Brian juga meninggal tetap di depan mata Beth. Karena tiba-tiba saja sebuah gedung yang sedang dibangun meledak dan melemparkan sebilah besi tepat ke jantung Brian.

Tinggallah Beth dan Taylor (Anna Claudia Talancon), teman Leann yang belum mendapat panggilan tak terjawab. Tapi Taylor merasa yakin kalau apapun yang membunuh Leann dan Brian, pasti akan membunuh mereka juga. Karena nama mereka berdua ada di ponsel Leann dan juga Beth. Ia yakin, kalau pembunuh itu akan membunuh mereka-mereka yang berada dalam daftar telepon Leann dan Brian juga.

Lalu mereka membongkar baterei ponsel masing-masing dengan tujuan agar tidak ada yang bisa menelepon mereka. Tapi malam itu, ponsel Taylor tetap berdering dengan nada yang sama dengan nada pesan tidak terjawab yang diterima Leann dan Brian sebelum meninggal. Padahal baterei ponsel itu sudah lepas. Jelas sekali ada hal-hal yang berbau mistis dalam kejadian ini. Maka mereka pun mulai menghapus semua nomor-nomor telepon yang masih ada di dalam daftar telepon mereka. Lalu menghancurkan ponsel itu dan membuangnya ke selokan.

Seorang detektif bernama Jack (Edward Burns) datang menemui Beth, untuk membantu menyelidiki kasus ini. Karena ternyata Shelly (Meagan Good) yang tewas sebelum Leann adalah adiknya. Jadi dia juga merasa sangat perlu menyelidiki penyebab yang pasti dari kematian adiknya itu.

Mereka berusaha menelusuri siapa yang pertama sekali menerima telepon tidak terjawab itu. Dan mereka menemukan sebuah nama: Marie Layton (Rhoda Griffis). Seorang wanita perawat di panti jompo. Jack dan Beth kemudian mengunjungi rumah Marie, yang ternyata kosong dan tidak terawat. Di dalam rumah itu mereka menemukan sebuah kepingan CD yang ternyata adalah rekaman tentang dua orang gadis cilik yang sedang bermain-main.

Dari foto yang juga terdapat disana, mereka mengetahui nama kedua gadis itu adalah Ellie Layton (Ariel Winter) dan Laurel Layton (Reagan Lamb), mereka adalah anak-anak Marie Clayton. Tapi rekaman itu tidak lengkap dan terputus. Mereka juga menemukan sebuah inhaler yang biasa dipergunakan oleh penderita asma.
Dari penemuan ini mereka menyimpulkan kalau Marie Clayton adalah seorang wanita yang mengidap kelainan jiwa. Kegilaan yang membuatnya cenderung untuk menyakiti anak-anaknya. Karena ketika Jack meneliti riwayat pengobatan Laurel, ternyata ia sering keluar masuk rumah sakit karena berbagai luka. Tapi mereka bertiga diduga sudah tewas. Karena rumah sakit St. Luke yang merawat Laurel ketika terluka, terbakar, saat mereka semua berada disana.

Sementara itu, Taylor yang ketakutan dihubungi oleh seorang pria bernama Ted (Ray Wise) yang mengaku dia bisa mengusir setan. Tapi syaratnya, Taylor harus ikut dalam upacara pengusiran setan yang dilakukan secara live dalam acara reality show yang dibuatnya. Dan Taylor setuju untuk mengikuti acara itu, dengan harapan pria itu benar-benar bisa mengusir roh yang menghantuinya. Ternyata ia salah. Ia tetap tewas dalam acara itu dan sebutir permen bulat merah juga keluar dari mulutnya.

Pada saat itu pulalah Beth menerima sebuah pesan panggilan tidak terjawab, yang mengatakan bahwa ia akan mati besok. Karena itu, Jack memutuskan untuk menginap si rumah Beth dan menjaganya malam itu. Ketika itulah Beth bercerita pada Jack, bahwa dia adalah salah satu anak yang menjadi korban dari ibu yang gila. Ibunya sering menyakitinya ketika ia masih kecil dan salah satu tanda yang masih tersisa adalah bekas sundutan rokok yang dibuat ibunya ketika ia masih kecl dulu. Dan akhirnya ayahnya bunuh diri dengan menggantung diri.

Tak lama kemudian, Jack mendapat telepon yang menginformasikan kalau Laurel Layton masih hidup dan tinggal di sebuah panti asuhan. Tapi menurut Nyonya Ford (Karen Beyer), penjaga panti asuhan itu, Laurel tidak pernah bicara lagi sejak peristiwa kebakaran itu terjadi. Dan ia memang tidak menjawab apapun ketika Jack dan Beth menanyainya, dia hanya sibuk memegang boneka beruangnya. Yang ternyata bisa mengeluarkan bunyi yang sama dengan bunyi pesan panggilan tidak terjawab yang diterima Leann, Brian dan Taylor sebelum meninggal.

Beth mencoba mencari jawaban dengan mendatangi RS. St. Luke yang sudah tinggal puing-puing saja. Di dalam RS ini ia melihat berbagai penampakan hantu, bahkan ada yang berusaha menyeretnya. Kalau saja Jack tidak segera datang menyelamatkannya. Tapi para hantu itu berhasil memisahkan mereka berdua dan membuat Jack pingsan.

Beth melarikan diri dan menemukan sebuah terowongan bawah tanah. Dia merangkak di sepanjang terowongan itu. Dan di ujungnya dia menemukan sesosok tubuh yang sudah menjadi tengkorak, dan tangannya menggenggam sebuah ponsel yang masih menyala seperti ada yang menghubungi. Saking kesalnya, Beth menghancurkan ponsel itu sampai benar-benar rusak. Dalam kesibukannya, dia tidak melihat kalau sosok tengkorak itu bergerak dan mendekatinya. Beth berusaha melarikan diri, tetapi tengkorak itu mengejar dan berhasil menangkapnya.

Beth memohon-mohon agar tidak dibunuh. Tapi sosok tengkorak itu malah menangis sambil berulang kali meminta maaf pada Beth. Sosok tengkorak itu ternyata adalah Marie Layton. Dia belum meninggal tapi menderita luka bakar yang sangat parah. Dia bersembunyi di ujung lorong itu tanpa alasan yang jelas. Dia baru meninggal sesudah bertemu dengan Beth. Dalam peristiwa ini ternyata Beth selamat, bahkan sesudah batas waktu kematiannya lewat. Dan ia pun memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya.

Sebelumnya, Jack menyempatkan diri ke panti asuhan untuk mengunjungi Laurel dan memberitahukan tentang kematian ibunya. Tapi niat itu urung, karena Laurel ternyata sudah tidur. Jack kemudian melihat lukisan Laurel di dinding, yang menggambarkan boneka beruangnya. Terdorong naluri, ia memeriksa boneka beruang itu. Dan menemukan kepingan CD lain di dalamnya.

Ternyata rekaman CD itu menunjukkan kebenaran yang tidak terduga. Tampaklah Ellie Layton muda sedang berusaha memotong urat nadi pergelangan tangan adiknya. Laurel ketakutan tapi tidak berani membantah. Tiba-tiba ibunya masuk dan melihat perbuatan Ellie. Dia segera membawa Laurel keluar dan mengurung Ellie di kamar.

Ellie menjerit-jerit minta dikeluarkan. Tapi ibunya tidak mendengarnya. Kemudian asmanya tiba-tiba kambuh dan obat inhalernya habis. Dia mulai sesak napas dan berusaha menghubungi ponsel ibunya. Tapi panggilannya tidak terjawab. Dan Ellie pun meninggal. Saat itulah Laurel mengakui kalau Ellie lah yang selama ini melukainya. Tapi dia selalu memberikan Laurel sebutir permen bulat berwarna merah, setiap kali Ellie menyakitinya.

Mengetahui kalau ternyata bukan Marie yang ingin membunuh Beth, tapi Ellie. Jack pun segera menghubungi telepon rumah Beth. Dia tidak mengangkatnya. Akhirnya Jack memutuskan untuk langsung mendatangi rumah Beth.

Tanpa sepengetahuannya, ponselnya yang disimpan polisi sebagai barang bukti ternyata mendapat panggilan tidak terjawab yang mengatakan kalau kematiannya akan segera datang saat itu juga. Rekannya yang menemukan ponsel itu berusaha menghubunginya untuk memberitahukan hal itu. Tapi Jack tidak menjawab karena terlalu sibuk menghubungi Beth dan terburu-buru mengunjunginya.

Di rumahnya, Beth sendiri sudah mulai mengalami keganjilan-keganjilan. Jack menggedor pintu rumahnya. Setelah masuk, ia mulai menceritakan penemuan-penemuan barunya. Tapi sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, ada suara gedoran lagi di pintu. Mereka berdua tertegun. Dengan hati-hati, Jack mencoba mengintip melalui lubang pintu. Tiba-tiba saja, sebilah pisau muncul dan menusuk matanya begitu dalam. Dia terjatuh dan meninggal. Lalu mendadak pintu terbuka, dan tampaklah sesosok orang berpakaian serba hitam dan mengenakan jaket berkerudung. Wajahnya penuh luka dan mengerikan. Arwah Ellie Clayton. Dia berusaha mendekati Beth untuk membunuhnya.

Tapi kemudian muncullah arwah Marie Clayton, yang kemudian mencekik Ellie dari belakang. Roh Ellie memudar dan masuk kedalam ponsel Beth yang tergeletak di lantai. Kemudian arwah Marie pun menghilang. Tapi ternyata, semua belum berakhir. Karena ponsel Beth kembali berdering dengan nada yang sama dengan sebelumnya. Dan dari mulut Jack keluar sebuah permen bulat berwarna merah lagi.

The Roomate

Cerita tentang bagaimana mahasiswa/i baru memulai aktivitas dan kebebasan mereke setelah lulus SMU biasanya selalu menjadi topik menarik yang dijadikan thema film. Ada banyak film yang mengangkat topik tentang ini, tapi Roommate adalah salah satu yang cukup menarik untuk ditonton. Bukan hanya karena jalan ceritanya yang relatif tidak terlalu sadis, seperti film-film lain dengan topik sejenis. Tapi juga karena para pemainnya juga tidak menarik dan tidak terlalu ramai.
Tokoh utamanya adalah Sara (diperankan oleh Minka Kelley), salah seorang mahasiswi jurusan design yang memilih untuk tinggal di asrama dan memiliki teman sekamar. Dia tiba di asrama terlebih dahulu dan tidak sempat bertemu dengan teman sekamarnya, karena seorang mahasiswi di asrama itu, Tracy (diperankan oleh Aly Michalca) mengajaknya untuk ikut dengan pesta di salah satu rumah persaudaraan di kampus itu. Sara kembali ke asrama dalam keadaan mabuk, dan akhirnya bertemu dengan teman sekamarnya, Rebecca (diperankan oleh Leighton Meester, Gossip Girl). Mereka mulai berteman dan Rebecca menyukai koleksi pakaian Sara. Sara mengizinkannya memakai pakaian manapun yang dia suka, kecuali kalung dengan liontin yang merupakan peninggalan kakaknya, Emily, yang meninggal ketika Sara berusia 9 tahun.
Tanpa Sara sadari, pertemanan mereka berkembang ke arah yang tidak sehat. Rebecca mulai merasa kalau tidak seorang pun yang bisa berteman dan dekat dengan Sara, selain dirinya sendiri. Sehingga, dia selalu berusaha "menyelesaikan" masalah yang dihadapi Sara, tanpa sepengetahuan Sara. Dan cara penyelesaian yang dipilihnya cenderung kejam.
Dimulai dengan Tracy, orang pertama yang ditemui Sara begitu tiba di asrama. Suatu hari, Tracy mengajak Sara clubbing. Sara setuju, tapi Rebecca menolak dengan alasan dia tidak menyukai hingar-bingar suasana club. Sara pun berangkat bersama Tracy dan teman-temannya. Sesuatu terjadi malam itu, dimana Tracy melupakan keberadaan Sara yang sedang ke toilet dan pergi dengan pria yang ditemuinya di club, sementara dompet dan ponsel Sara masih tersimpan di tas nya. Kebingungan, Sara hanya bisa menelepon Rebecca dengan biaya panggilan ditanggung penerima, karena dompetnya dibawa oleh Tracy. Rebecca muncul malam itu layaknya penolong, dan mengatakan kalau dia tidak akan pernah meninggalkan Sara, seperti yang dilakukan Tracy. Rebecca lalu "membantu" Sara dengan membuat perhitungan dengan Tracy. Dia mengancam akan membunuh Tracy kalau dia berani mendekati Sara lagi. Dia mengatakan kalau Tracy hanya membawa pengaruh buruk padanya. Tracy berusaha memperingatkan Sara kalau ada yang tidak beres dengan teman sekamarnya, Rebecca. Tapi Sara yang masih kesal karena ditinggalkan oleh Tracy, mengacuhkannya. Tracy akhirnya pindah ke asrama lain, karena takut dengan ancaman Rebecca.
Orang kedua yang "diselesaikan" oleh Rebecca adalah dosen design Sara (diperankan oleh Billy Zane). Ternyata sang dosen adalah seorang oportunis yang suka melecehkan mahasiswanya. Dia menawarkan Sara kesempatan untuk ikut bersamanya ke sebuah fashion event dengan biaya yang sepenuhnya ditanggung universitas. Tapi dia mengisyaratkan kalau dia meminta balasan sebagai imbalan, lalu mencium bibir Sara. Shock, Sara segera keluar dari ruang dosen dan menceritakan hal itu pada Rebecca. Rebecca lalu menjebak si professor dengan rekaman kaset yang isinya seolah-olah si professor sedang berusaha memperkosanya. Kemudian mengirimkan rekaman itu kepada dekan. Akibatnya, si dosen dipecat dari universitas dan posisinya digantikan oleh designer lain, Irene (diperankan oleh Danneel Harris). Semuanya tanpa sepengetahuan Sara.
Pada hari Thanksgiving, Sara berencana untuk tinggal bersama pacarnya Stephen (diperankan oleh Sam Gigandet) dan mengungkapkannya pada Rebecca. Diam-diam, Rebecca merasa cemnburu dan mencari cara agar Sara memilih untuk merayakan Thanksgiving bersamanya dan bukan bersama Stephen. Dia lalu membunuh kucing kesayangan Sara di dalam mesin pengering. Kemudian dia membuat luka memar di sekujur tubuhnya dengan secara sengaja memukuli wajahnya hingga lebam, menggores kaki dan tangannya hingga luka. Terakhir dia menggores perutnya dengan pisau dan dibiarkan berdarah, hingga Sara pulang dan melihatnya. Rebecca mengarang cerita kalau dia sedang mencari kucing Sara yang hilang, ketika seorang pria menyergapnya di lorong sepi dan memperkosanya. Sara menyuruhnya ke RS dan melapor ke polisi. Tapi Rebecca menolak dengan alasan dia malu kalau ketahuan diperkosa dan meminta Sara tidak menceritakan hal itu kepada orang lain. Sara yang merasa kasihan, terpaksa menyetujuinya. Untuk menghibur hari Rebecca yang sedang shock, Sara pun membatalkan janjinya dengan Stephen dan memilih merayakan Thanksgiving di rumah keluarga Rebecca.
Ada banyak keanehan yang ditemui Sara ketika menginap di rumah Rebecca. Dia heran mengetahui kalau orangtua Rebecca terkesan takut terhadap anaknya sendiri. Dan secara tidak sengaja ibunya menanyakan kepada Sara, apakah Rebecca masih meminum obatnya dengan rutin. Ibunya terkejut melihat reaksi Sara yang balik bertanya apa penyakit Rebecca, dan buru-buru pergi begitu Rebecca datang. Di kamarnya, Sara melihat sketsa seorang gadis berambut hitam yang dilukis sendiri oleh Rebecca. Katanya itu adalah mantan teman sekolahnya. Di cafe, mereka bertemu langsung dengan gadis yang dilukis Rebecca itu, namanya Maria. Tapi kesan yang muncul, mereka tidak seperti teman/sahabat. Maria terlihat takut kepadanya. Ketika Rebecca menyapa mereka dan memperkenalkan Sara, mereka hanya diam dan menunduk. Maria bahkan dengan jelas mengatakan kepada Rebecca kalau mereka tidak pernah berteman.
Sekembalinya ke asrama, Sara yang mulai mencurigai masa lalu Rebecca mulai mencari tahu dengan membongkar lemari dan laci pakaiannya. Dia menemukan botol obat atas nama Rebecca, merk nya Zyprexa. Sara dan Stephen menyelidiki kegunaan obat itu melalui internet dan menemukan kalau obat itu adalah untuk penderita bipolar dan schizoprenia. Sara mulai merasa takut. Stephen mengajaknya untuk tinggal bersama, tapi Sara menolak. Ia mendengar kalau dosen pengganti mereka yang baru, Irene, mau menerima mahasiswa untuk tinggal dengannya di apartemennya yang luas dan mewah. Irene sudah mengajaknya, tapi Sara mengatakan masih pikir-pikir dulu. Sesudah menyadari penyakit Rebecca, dia memutuskan untuk menerima ajakan Irene untuk pindah bersamanya. Tanpa menyadari kalau Irene adalah seorang lesbian. Dia mengajak mahasiwa yang tinggal bersamanya menjadi kekasihnya. Dan Rebecca mengetahui hal ini.
Rebecca lalu menyelidiki Irene dan menemukan tempat Irene nongkrong. Dia menyadari Irene adalah seorang lesbian dan berhasil menggodanya di toilet. Dia berpura-pura seakan dia juga lesbian dan tertarik pada Irene, sehingga Irene bersedia mengajak Rebecca pulang ke apartemennya.
Keesokan harinya, ketika Sara berkunjung ke apartemen Irene untuk menyatakan kalau dia bersedia pindah bersamanya, Irene sedang tidak berada di tempat.
Sara kemudian pulang ke asrama dan bertemu dengan Rebecca. Mendadak, Rebecca mengajak Sara menemaninya untuk membuat tatto dan Sara setuju. Ternyata, tatto yang dibuat Rebecca sama persis dengan milik Sara. Sara memiliki tatto di dadanya dengan tulisan Emily, untuk mengenang kakaknya yang meninggal ketika mereka masih anak-anak. Sara langsung menyadari kalau Rebecca sudah terobsesi kepadanya dan langsung meninggalkannya.
 
Dengan dibantu Stephen, Sara mengemasi barang-barangnya dari asrama dan memutuskan menerima ajakan pacarnya itu untuk tinggal bersamanya. Dia tidak punya pilihan lain, karena Irene tidak bisa dihubungi dan tidak pernah menelepon. Dia membawa semua barangnya, kecuali kalung liontin peninggalan Emily yang tidak bisa ditemukannya. Belakangan dia mengetahui kalau Rebecca lah yang mencuri kalung itu.
Setibanya di kamar Stephen, mereka membongkar barang-barang Sara dan tanpa sengaja menemukan buku harian Rebecca. Didalamnya mereka menemukan sketsa Sara yang dilukis oleh Rebecca. Semakin ketakutan, Sara memutuskan untuk tidak pernah mau lagi berurusan dengan Rebecca.
Tanpa sepengetahuan Sara, mantan pacarnya, Jason (diperankan oleh Matt Lanter) datang berkunjung ke asramanya dan mengajak Sara bertemu. Rebecca yang sedang bersedih karena ditinggalkan Sara, memutuskan untuk "menyelesaikan" Jason juga. Dia mengecat rambutnya dan meniru gaya berpakaian Sara, lalu mengujungi hotel Jason di malam hari. Jason yang mengira Rebecca adalah Sara setelah melihat tatto bertuliskan nama Emily di dadanya, sama sekali tidak menyadari. Sampai akhirnyna Rebecca membunuhnya dengan menikamnya dengan pisau. 
Rebecca kemudian mengirimkan sms kepada Sara dengan ponsel Irene dengan menyamar sebagai Irene dan menyuruhnya datang ke apartemen malam itu juga karena ada urusan mendadak. Sebelum berangkat, Sara sempat menelepon Stephen dan menyuruhnya datang ke apartemen Irene karena dia sedang menuju kesana. Di apartemen, Sara menemukan Irene ternyata sedang terikat di ranjang, dan disandera oleh Rebecca. Dia berteriak mengatakan kalau Sara telah menghianatinya. Bagaimana ia telah banyak berkorban untuk membantu Sara "menyelesaikan" masalahnya. Tapi Sara malah meninggalkannya. Sara yang menyadari penyakit jiwa yang diidap Rebecca langsung pura-pura minta maaf dan mengatakan kalau itu semua adalah salah paham. Dan dia bersedia kembali ke asrama dan berteman lagi dengan Rebecca. Rebecca senang, tapi dia tetap berniat membunuh Irene untuk memastikan agar dia tidak bisa lagi mengajak Sara tinggal bersamanya. Sara mengecohnya dan berhasil melemparkan pistol Rebecca keluar kamar. Ketika ia keluar untuk mengambil pistolnya, Sara langsung menutup dan mengunci pintu dari dalam.
Dia berusaha melepaskan ikatan Irene, tapi Irene menyuruhnya untuk segera melarikan diri dari jendela. Tapi Sara ragu-ragu, karena apartemen Irene berada di lantai yang cukup tinggi. Sementara Rebecca sudah berhasil menemukan pistolnya dan sedang berusaha mendobrak pintu. Dia akhirnya berhasil masuk kembali ke kamar, dan Sara memutuskan untuk keluar melalui jendela dan pelan-pelan berjalan di sisi jendela yang kecil. Rebecca lalu mengarahkan pistol untuk menembak Irene yang masih terikat di tempat tidur. Bertepatan dengan itu, Stephen muncul dan menggagalkan usaha Rebecca. Mereke bergumul dilantai. Tapi suara tembakan telah mengejutkan Sara yang masih berada di jendela dan dia terpeleset dan bergelantungan di gordyn.
Ketika Stephen berusaha membantu Sara, Rebecca berhasil memukulnya hingga pingsan. Rebecca lalu menolongnya sambil tetap mengatakan kalau hanya dialah teman Sara, tidak ada yang lainnya. Sara menyadari kegilaan Rebecca dan tahu kalau hidupnya tidak akan pernah tenang. Rebecca akan menghabisi semua orang yang berusaha dekat dengannya. Ketika dia melihat pistol Rebecca di lantai, dia merebutnya dan berusaha menembak Rebecca. Sayangnya pistol itu kosong dan usahanya gagal. Tapi Rebecca lalu menyadari kalau Sara tidak sungguh-sungguh ingin berteman dengannya lagi. Dia hanya membual. Itu membuatnya sangat marah lalu berusaha membunuh Sara dengan mencekiknya. Tapi Sara berhasil meraih cutter dan menusuk punggung Sara sambil meniru perkataan Maria, kalau mereka tidak pernah berteman. Ia menemukan kembali kalung Emily di leher Rebecca dan mengambilnya.
Di akhir film ditunjukkan kalau Sara kembali tinggal di asrama. Tapi dia sudah tidak ingin memiliki teman sekamar lagi. Dia memutuskan untuk mengeluarkan tempat tidur Rebecca dulu dan meletakkannya di lorong asrama. (2011)

cooming soon


Thursday, July 16, 2009

Coming Soon


Chain adalah seorang pemuda yang kecanduan obat bius. Dia memiliki seorang kekasih bernama Som yang bekerja di sebuah bioskop modern. Chain dan Som berpisah, karena kebiasaan buruk Chain yang mengkonsumsi obat bius telah menyebabkan perilakunya menjadi seorang pemarah yang sering bersikap kasar. Chain bahkan menggadaikan barang-barang kekasihnya itu, sehingga uangnya bisa dipergunakan untuk membeli obat bius.

Setelah putus dari Som, Chain tinggal bersama abangnya, Yod, yang juga pecandu obat bius. Mereka berdua telilit utang dengan salah seorang bandar. Karena tidak memiliki apapun lagi yang bisa dijual, Chain dan abangnya mencari cara untuk bisa mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat.
Mereka berencana untuk mencuri pita film baru yang masih akan ditayangkan di bioskop. Dan mereka akan menjual film yang masih belum tayang itu kepada orang lain, sebelum ditayangkan di bioskop. Pasti ada yang akan membeli mahal untuk pita asli film itu.

Ternyata, bandar narkoba yang memberi pinjaman bagi mereka juga setuju akan rencana tersebut. Mereka berniat untuk memperbanyak sendiri pita film itu dan akan menggandakannya sendiri. Maka, tugas Chain dan abangnya adalah untuk mencuri pita film itu. Film yang mereka incar adalah sebuah film horor berjudul: Hantu Gentayangan.
Ternyata mencurinya cukup sulit, akhirnya abangnya berencana untuk menonton film itu sediri pada suatu malam, ketika bioskop sudah tutup. Dia membawa handy cam pribadi untuk merekamnya. Chain bertugas untuk masuk ke ruang tempat penyimpanan film dan memutarkannya di salah satu studio, dimana abangnya sudah menunggu dengan handy camnya. Namun, ternyata Chain tertidur selama film itu diputar.

Keesokan paginya ia terbangun dan menemukan kalau abangnya sudah tidak ada lagi disana dan meninggalkan handycam nya didalam studio. Di dalam rekaman handycam itu, Chain melihat abangnya menjerit-jerit ketakutan dan menunjuk-nunjuk ke satu arah yang tidak tampak pada layar handycam. Sisa rekaman didalamnya kemudian rusak.
Chain mulai mencari-cari kemana abangnya berada tapi tidak ditemukan juga. Abangnya lenyap begitu saja.

Pada suatu malam, Chain kembali ke bioskop itu setelah tutup, untuk menyelidiki kembali. Dia lalu menonton kembali film Hantu Gentayangan itu dan mencoba mencari tahu apa yang membuat abangnya begitu ketakutan. Film itu mengisahkan tentang seorang nenek tua gila yang tinggal di sebuah rumah tua di suatu desa terpencil. nenek itu menjadi gila karena rumahnya terbakar dan kelima anaknya yang masih kecil juga tewas terbakar. Nenek tua itu lalu menculik anak-anak kecil di lingkungan tempat tinggalnya untuk dijadikan anaknya sendiri. Anak-anak itu begitu ketakutan melihat sosoknya yang mengerikan karena luka bakar. Maka dia mencongkel mata mereka, agar mereka tidak perlu takut lagi melihat wajahnya. Begitu menyadari hal itu, para tetangga menyerbu ke rumahnya dan menggantungnya hingga tewas untuk membalas dendam.

Chain tidak merasa terlalu aneh dengan jalan cerita film itu. Sampai kemudian dia mendengar ada suara-suara yang tak wajar didalam studio itu. Dia mengira kalau itu adalah abangnya dan mulai berteriak-teriak memanggilnya, namun tidak ada jawaban. Lalu dia menghubungi ponsel abangnya itu. Terdengar nada dering handphone di salah satu tempat di dalam studio itu. Chain mulai mencari di sela-sela bangku, tetapi tidak ada apapun. Sementara, suara dering ponsel itu terdengar sangat dekat.

Di layar, film yang tadi ditontonnya terputar sendiri dan mulai tayang kembali. Dan dalam film itulah Chain melihat mayat abangnya berada. Matanya sudah tercongkel dan berlumuran darah. Di tangannya terlihat ponselnya sedang menyala, seperti ada seseorang yang sedang menghubunginya. Begitu Chain memutuskan panggilannya, ponsel ditangan abangnya itu pun mati.

Chain begitu ketakutan dan buru-buru lari dari tempat itu. Dia menyambar ranselnya dan kembali ke rumah. Tanpa dia sadari, ternyata bukan hanya ranselnya yang dibawanya, tetapi roh nenek gila yang dilihatnya tadi di film itu juga ikut menggandul di ranselnya. Sejak saat itu, Chain pun selalu dihantui dimanapun dia berada.

Dari penyelidikan di internet, dia mengetahui adanya sebuah kisah yang mirip dengan alur film tersebut. Dia melakukan penyelidikan ke sebuah rumah terpencil tempat seorang nenek gila yang menculik anak-anak dan mencongkel matanya. Ternyata memang kisah itulah yang mengilhami para kru Hantu Gentayangan sehingga mem-film kannya.Namun, dari keterangan dokter disana, ternyata nenek itu tidak mati. Dia sempat diselamatkan dari massa yang mengamuk itu, kemudian dikirim ke rumah sakit jiwa. Chain melihat kalau wajah nenek itu sama sekali tidak mirip dengan wajah hantu yang mengejar-ngejarnya selama ini.

Setelah menyelidiki lebih jauh, akhirnya Chain menemukan kalau ternyata hantu itu adalah arwah seorang artis yang semasa hidupnya memerankan tokoh nenek gila si penculik anak itu. Namun ada kecelakaan ketika proses syuting sedang berlangsung. Chain menemukan rekaman asli nya yang belum diedit.

Rekaman itu menunjukkan kalau ternyata artis yang mereka pilih untuk memerankan si nenek ini, sama sekali tidak memiliki bakat akting. Pada suatu scene dimana tokoh si nenek digambarkan digantung sampai mati oleh penduduk desa, tampak si sutradara marah-marah kepada si artis. Karena aktingnya ketika digantung, lebih mirip orang yang ketakutan daripada orang yang akan mati. Ketika ditanya kenapa, si artis menyatakan kalau dia takut tali yang dipakai akan benar-benar membunuhnya. Percuma saja para kru film meyakinkan kalau tali itu tidak akan putus. Si artis tetap saja takut.

Akhirnya, sutradara memberikan kesempatan terakhir kepadanya. Kalau kali ini dia tidak juga bisa memberikan akting yang baik, maka dia akan dipecat. Si artis memohon-mohon agar tidak dipecat dan berjanji akan berusaha dengan baik.

Ketika pengambilan gambar, ternyata si artis berhasil. Aktingnya benar-benar bagus. Sepertinya dia benar-benar tercekik, sehingga tangan dan kakinya menggapai-gapai kesana kemari sambil memegang lehernya. Para kru terpana dan memuji-muji aktingnya. Bahkan wajah si artis di close up untuk menunjukkan ekspresinya yang benar-benar seperti nyata. Beberapa lama kemudian si sutradara meneriakkan 'Cut'.

Tapi, ternyata si artis masih tetap menggelepar, sampai sutradara meneriakkan 'Cut' berkali-kali. Akhirnya mereka menyadari, kalau tali pengaman yang mencegah agar si artis itu tidak benar-benar tercekik telah putus. Dan adegan yang mereka rekam tadi adalah benar-benar nyata. Si artis itu benar-benar tercekik. Dan akhirnya meninggal di lokasi syuting.

Arwahnya kemudian memburu setiap orang yang menonton adegan yang menampilkan dia tewas tergantung itu. Dia menganggap setiap orang yang menonton adegan itu memang benar-benar menginginkan dia mati. Dia dendam terhadap para kru film yang dianggapnya sengaja memutuskan tali pengaman itu, sehingga dia benar=benar mengalami kejadian kematian itu.

Yang paling tragis, para kru film tetap memasukkan potongan rekaman itu ke film asli yang akan ditayangkan di bioskop. Maka, semua penonton yang menonton film itu akan mati dan langsung ikut masuk ke adegan film dan menjadi hantu gentayangan disitu.