Senin, 24 Maret 2014

Laut Mati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Laut Mati
Laut Mati - Pemandangan dari sisi Israel diseberang Yordania
Pemandangan dari sisi Israel diseberang Yordania
Koordinat 31°20′LU 35°30′BT / 31,333°LU 35,5°BT / 31.333; 35.500Koordinat: 31°20′LU 35°30′BT / 31,333°LU 35,5°BT / 31.333; 35.500
Aliran masuk utama Sungai Yordan
Aliran keluar utama tidak ada
Daerah pengumpulan air 41.650 km2 (16,080 mil²)
Terletak di negara Yordania
Israel
Panjang maks. 67 km (42 mil)
Lebar maks. 18 km (11 mil)
Luas permukaan 810 km2 (310 mil²)
North Basin
Kedalaman rata-rata 118 m (387 kaki)
Kedalaman maks. 378 m (1,240 kaki)
Volume air 147 km3 (35 cu mi)
Waktu kediaman (air danau) -
Panjang tepi danau1 135
Ketinggian permukaan −422 m (−1,385 kaki)
1 Panjang tepi danau tidak begitu jelas definisinya.
Seorang turis sedang membaca koran saat mengapung di Laut Mati
Laut Mati (atau Laut Asin) adalah danau yang membujur di daerah antara Israel, Daerah Otoritas Palestina dan Yordania.[1] Di 417,5 m di bawah permukaan laut, merupakan titik terendah di permukaan bumi.[2] Laut mati terletak pada perbatasan antara Yordania dan bagian barat Palestina, laut mati memiliki titik terendah di bumi pada 1.300 kaki (400m) di bawah permukaan laut.[2]
Secara geologi laut mati terbentuk tiga juta tahun yang lalu ketika timbul retakan kecil pada lembah sungai Yordan (Jordan Riff Valley) dimana air laut masuk dan terkumpul, iklim kering dan evaporasi tinggi meningkatkan konsentrasi mineral dalam air.[2] Garam, kapur dan gipsum terdapat pada sepanjang retakan ini dan membentuk danau dengan kandungan garam tertinggi.[2]
Danau ini dinamakan laut mati karena tidak ada bentuk kehidupan yang dapat bertahan dalam air garam ini.[2] Laut mati memiliki kandungan garam tertinggi dari seluruh laut di dunia.[3] Kadar garamnya sekitar 32 % dibandingkan terhadap kadar garam rata-rata 3% pada Laut Tengah atau Mediteranian.[2] Sejak dulu material yang terdapat dalam laut mati diketahui mempunyai efek untuk mempercantik kulit.[2] Dengan mengoleskan lumpur ini ke tubuh, mineral yang terkandung di dalamnya terbukti dapat memperbaiki kulit, melancarkan sirkulasi darah dan dapat membantuk kesehatan.[2] Hal ini sudah lama diketahui oleh Raja Salomo, Cleopatra dan Herodes Agung sehingga mereka mendatangi Laut Mati untuk memperoleh efek tersebut.[2]

Nama[sunting | sunting sumber]

Laut Asin[sunting | sunting sumber]

Dalam bahasa Ibrani, Laut Mati adalah "Yam ha-Melaḥ", berarti "laut garam" atau "Laut Asin". Istilah ini pula yang paling banyak digunakan dalam bagian Perjanjian Lama di Alkitab Kristen dalam bahasa Indonesia (= Alkitab Ibrani), sejak kitab pertama dalam Taurat yaitu Kitab Kejadian (Kejadian 14:3), kemudian Kitab Bilangan (Bilangan 34:3, 12), Kitab Ulangan (Ulangan 3:17), Kitab Yosua (Yosua 3:16; 12:3; 15:2, 5; 18:19), Kitab 2 Tawarikh (2 Tawarikh 20:2), sampai zaman Pembuangan ke Babel (abad ke-6 SM), yaitu Kitab Yehezkiel (Yehezkiel 47:8).

Laut Mati[sunting | sunting sumber]

Dalam prosa terkadang dipakai istilah "Yam ha-Māvet" (ים המוות, "laut kematian" atau "Laut Mati"), karena kelangkaan kehidupan akuatik. Dalam bahasa Arab, Laut Mati disebut "al-Bahr suara Al-Mayyit" ("Laut Mati"), atau yang kurang umum "bahr ᵘ Lut ᵃ (بحر لوط, "Laut Lot"). Istilah "Laut Mati" tidak digunakan dalam Alkitab bahasa Indonesia versi Terjemahan Baru.

Laut Zoar[sunting | sunting sumber]

Nama lain dalam sejarah bahasa Arab adalah "Laut Zoar", menurut nama kota terdekat pada zaman Perjanjian Lama di Alkitab.

Laut Asphaltite[sunting | sunting sumber]

Orang-orang Yunani menyebutnya "Danau Asphaltites" (bahasa Yunani Attic ἡ Θάλαττα ἀσφαλτῖτης, ia Thálatta asphaltĩtēs, "Laut Asphaltite").

Laut Timur[sunting | sunting sumber]

Alkitab juga menyebutnya sebagai "Yam ha-Mizrahi" (ים המזרחי, "Laut Timur").[4]

Laut Araba[sunting | sunting sumber]

Dalam Alkitab Ibrani juga dipakai istilah "Yam ha-'Ărāvâ" (ים הערבה, "Laut Araba"), meskipun dalam 3 dari 5 kali penyebutannya selalu dipakai istilah: "Laut Araba, yakni Laut Asin,", sehingga jelas bahwa kedua istilah ini adalah sinonim.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ (Inggris)G.A Smith, Historical Geography of the Holy Land, 1931, p 499-516
  2. ^ a b c d e f g h i (Inggris)[http://www.new7wonders.com/community/en/new7wonders/new7wonders_of_nature/dead_sea'. Diakses pada 8 Juni 2010.
  3. ^ (Inggris)D Baly, The Geography of the Bible, 1958, p 202-210
  4. ^ Yehezkiel 47:18; Yoel 2:20; Zakharia 14:8
  5. ^ Ulangan 3:17, Yosua 3:16, Yosua 12:3 dalam zaman Musa dan Yosua dalam abad ke-15 SM, menulis "Laut Araba, yakni Laut Asin", sedangkan 2 ayat lain Ulangan 4:49 dan 2 Raja Raja 14:25 (yang terakhir ini dari abad ke-8 SM): hanya menyebut "Laut Araba" saja tanpa rujukan kepada "Laut Asin", meskipun jelas yang dimaksudkan adalah tempat yang sama.

Pulau Cinta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Pulau Cinta
Sutradara Ali Shahab
Produser Leonita Sutopo
Penulis Ali Shahab
Pemeran Suzanna
Nur Afni Octavia
Parto Tegal
Moh. Mochtar
Toni Adam
Robby Sugara
Tonny Edan
Budi Moealam
Cahyono
Djohan Subandrio
Charlie Sahetapy
Sinematografi Akin
Durasi 107 menit
Negara Indonesia
Pulau Cinta adalah film Indonesia pada tahun 1978 dengan disutradarai oleh Ali Shahab. Film ini dibintangi antara lain oleh Suzanna dan Nur Afni Octavia.

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

Seorang janda, Maria (Suzanna) bersama anak gadisnya Kiki (Nur Afni Octavia). Tinggal di sebuah pulau kecil dalam cengkraman Karto (Parto Tegal) suaminya, Johanes bekas mayor AL, tewas di tengah badai sewaktu menangkap di laut. Karto, yang pernah membantu Johanes, tidak saja menguasai janda itu. Tetapi juga segala harta milik almarhum suami Maria. Karto yang semena-mena itu juga menteror penduduk sejitarnya, sehingga satu persatu mereka , karena tidak merasa aman, pindah ke pulau lain yang tetap bertahan selain Maria adalah penjaga mercu suar, Brian (Moh. Mochtar) dan anaknya Ari (Toni Adam).[1]

Kepulauan Derawan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Pantai Pulau Derawan
Kepulauan Derawan adalah sebuah kepulauan yang berada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Di kepulauan ini terdapat sejumlah obyek wisata bahari menawan, salah satunya Taman Bawah Laut yang diminati wisatawan mancanegara terutama para penyelam kelas dunia.
Kepulauan Derawan memiliki tiga kecamatan yaitu, Pulau Derawan, Maratua, dan Biduk Biduk, Berau.
Sedikitnya ada empat pulau yang terkenal di kepulauan tersebut, yakni Pulau Maratua, Derawan, Sangalaki, dan Kakaban yang ditinggali satwa langka penyu hijau dan penyu sisik.
Secara geografis, terletak di semenanjung utara perairan laut Kabupaten Berau yang terdiri dari beberapa pulau yaitu Pulau Panjang, Pulau Raburabu, Pulau Samama, Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban, Pulau Nabuko, Pulau Maratua dan Pulau Derawan serta beberapa gosong karang seperti gosong Muaras, gosong Pinaka, gosong Buliulin, gosong Masimbung, dan gosong Tababinga.
Di Kepulauan Derawan terdapat beberapa ekosistem pesisir dan pulau kecil yang sangat penting yaitu terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau (hutan mangrove). Selain itu banyak spesies yang dilindungi berada di Kepulauan Derawan seperti penyu hijau, penyu sisik, paus, lumba-lumba, kima, ketam kelapa, duyung, ikan barakuda dan beberapa spesies lainnya.
Kepulauan Derawan telah dicalonkan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2005.

Pulau-pulau di Kepulauan Derawan[sunting | sunting sumber]

Pulau-pulau yang ada di Kepulauan Derawan berjumlah sekitar 31 pulau dan beberapa gosong dan atol.
Pulau-pulau ini tersebar pada tiga kecamatan pesisir, yaitu Kecamatan Pulau Derawan, Kecamatan Maratua, dan Kecamatan Biduk-biduk. Luas pulau-pulau ini adalah :
Kepulauan Derawan
Luas tiap pulau di Kepulauan Derawan
No. Nama Pulau Luas dalam hektare (ha)
1. Semut 6,9
2. Andongabu 5,3
3. Bakungan 8,7
4. Bantaian 230,6
5. Besing 560,1
6. Bonggong 123,2
7. Bulingisan 4,5
8. Derawan 44,6
9. Maratua 2375,7
10. Nunukan 4,8
11. Panjang 565,4
12. Rabu-rabu 26,7
13. Sangalaki 15,9
14. Sangalan 3,5
15. Sapinang 241,3
16. Semama 91,1
17. Sidau 31,2
18. Tiaung 372,5
19. Pabahanan 2,0
20. Kakaban 774,2
21. Sodang Besar 6145,8
22. Telasau 1080,0
23. Tempurung 1291,2
24. Bilang-bilangan 25,2
25. Manimbora 2,0
26. Blambangan 22,0
27. Sambit 18,0
28. Mataha 25,8
29. Kaniungan Besar 73,3
30. Kaniungan Kecil 10,2
31. Bali Kukup 18,2
Penggunaan lahan pulau tersebut oleh masyarakat setempat hanya sebatas untuk perkampungan. Selain itu, lahan pulau di Kepulauan Derawan masih dalam bentuk hutan mangrove, belukar, hutan kapur di Pulau Maratua dan vegetasi kelapa.

Potensi Kepulauan Derawan[sunting | sunting sumber]

Terumbu karang[sunting | sunting sumber]

Terumbu karang di Kepulauan Derawan tersebar luas pada seluruh pulau dan gosong yang ada di Kepulauan Derawan. Gosong-gosong yang ada di kepulauan ini diantaranya Gosong Pulau Panjang, Gosong Masimbung, Gosong Buliulin, Gosong Pinaka, Gosong Tababinga dan Gosong Muaras.
Tipe terumbu karang di Kepulauan Derawan terdiri dari karang tepi, karang penghalang dan atol. Atol inilah yang telah terbentuk menjadi pulau dan terbentuk menjadi danau air asin. "Survei Manta Tow 2003" menunjukkan tutupan rata-rata terumbu karang di Pulau Panjang adalah 24,25% untuk karang keras dan 34,88 untuk karang hidup. Terumbu karang di Pulau Derawan memiliki tutupan rata-rata karang karang keras 17,41% dan tutupan karang hidup 27,78%. Dengan jumlah spesies 460 sampai 470 menunjukkan bahwa ini menjadi kekayaan biodiversitas nomor dua setelah Kepulauan Raja Ampat.
Areal terumbu karang yang utama :

Ikan karang[sunting | sunting sumber]

Survei ikan karang tahun 2003 menunjukkan bahwa kepulauan ini menghasilkan 832 spesies. Selain itu, diperkirakan sedikitnya 1.051 spesies terdapat di perairan Berau dengan jenis dominan Gobes (Gobiidae), Wrasses (Labridae), dan Damselfishes (Pomacentridae).

Padang lamun[sunting | sunting sumber]

Padang lamun ditemukan tersebar di seluruh Kepulauan Derawan dengan kondisi yang berbeda dengan rata-rata luas tutupan kurang dari 10% sampai 80%. Ekosistem ini secara ekologi dan ekonomi sangat penting tapi keberadaannya terancam oleh gangguan dan kegiatan manusia seperti pembukaan hutan besar-besaran, kebakaran hutan, budidaya laut, sedimentasi, baling-baling perahu, dan lain-lain. Di Pulau Derawan terdapat dua jenis lamun yang dominan Thalasia hemprichii dan Halophila ovalis serta empat spesies lamun lain yang ditemukan di sekeliling pulau yaitu Halodule uninervis, Cyamodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, dan Halodule pinifolia.

Mangrove[sunting | sunting sumber]

Mangrove di kawasan Delta Berau dimanfaatkan masyarakat secara tradisional sebagai sumber mata pencaharian keluarga, seperti menangkap ikan, udang, dan kepiting. Dalam sepuluh tahun terakhir, mangrove di Berau telah banyak dikonservasi menjadi tambak udang dan ikan dengan laju pembukaan lahan yang cepat. Nipah (Nypa fructican) mendominasi komposisi jenis mangrove di kawasan Delta Berau. Hasil kajian evaluasi ekonomi dan konservasi mangrove menunjukkan bahwa nilai ekonomi hutan mangrove memberikan manfaat langsung sebesar AS$ 295.78/ha/th, manfaat tidak langsung AS$ 726.26/ha/th, manfaat pilihan AS$ 358.46/ha/th, manfaat bersih AS$ 1,395.50/ha/th.

Perikanan tangkap[sunting | sunting sumber]

Kegiatan perikanan yang ada di Kecamatan Derawan dan Maratua meliputi perikanan laut, pengambilan telur penyu, dan budidaya tambak. Hasil penangkapan perikanan laut Kecamatan Kepulauan Derawan merupakan penyumbang terbesar pendapatan Kabupaten Berau dari lima kecamatan yang punya aktivitas penangkapan perikanan laut.
Aktivitas ini pada tahun 2001 menyumbang Rp. 37.907.680,00. Jumlah kapal penangkapan ikan yang ada di Kecamatan Derawan dan Maratua tahun 2001 sebanyak 426 dengan jumlah perahu tanpa motor sebanyak 256 unit. Alat tangkap yang ada di Kecamatan Derawan dan Maratua adalah payang (pukat kantong) 74 unit, purse sein (pukat cincin) 14 unit, jaring insang 282 unit, jaring angkat 30 unit, pancing 139 unit, perangkap 66 unit dan alat pengumpul 13 unit.

Kegiatan ekonomi[sunting | sunting sumber]

Kegiatan perikanan merupakan tulang punggung kegiatan yang ada di Pulau Maratua dan Derawan sebab sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Perikanan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Pulau Maratua dan Derawan adalah ikan pelagis dan ikan karang. Hasil penjualan ikan secara umum dijual di Pulau Derawan dan Maratua, Tanjung Redeb, Surabaya dan beberapa kota luar propinsi yang melewati pengumpul yang cukup besar, bahkan sering dimasukkan kepada eksportir yang kemudian dijual ke konsumen di luar negeri.

Potensi kawasan konservasi[sunting | sunting sumber]

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Berau telah direncanakan kawasan konservasi pulau-pulau kecil di Kepulauan Derawan. Potensi kawasan konservasi ini dilihat dari keanekaragaman hayati yang ada di kepulauan ini antara lain satwa endemik, dan tempat-tempat penting lain. Selain memiliki beberapa ekosistem tropis yang terdiri dari ekosistem terumbu karang, ekosistem lamun, dan ekosistem mangrove, Kepulauan Derawan juga punya spesies yang dilindungi dan khas.
Spesies itu diantaranya ketam kelapa (Birgus latro), paus, lumba-lumba (Delphinus), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Erethmochelys fimbriata), dan dugong (Dugong dugon). Ketam kelapa dapat ditemukan di Pulau Kakaban dan Maratua. Paus dapat ditemukan di sekitar Pulau Maratua pada musim tertentu sedangkan lumba-lumba di sekitar Pulau Semama, Sangalaki, Kakaban, Maratua, dan Gosong Muaras. Penyu dapat ditemukan di sekitar Pulau Panjang, Derawan, Semama, Sangalaki dan Maratua serta Dugong di Pulau Panjang dan Semama. Spesies unik lain adalah Pari Manta (Manta birostris) yang terdapat di Pulau Sangalaki dan Pigmy Seahorse di Pulau Semama dan Derawan.

Pulau Flores

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Lokasi Pulau Flores
Peta Kepulauan Sunda Kecil
Flores, dari bahasa Portugis yang berarti "bunga" berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Flores termasuk dalam gugusan Kepulauan Sunda Kecil bersama Bali dan NTB, dengan luas wilayah sekitar 14.300 km². Penduduk di Flores, pada tahun 2007, mencapai 1,6 juta jiwa. Puncak tertinggi adalah Gunung Ranakah (2350m) yang merupakan gunung tertinggi kedua di Nusa Tenggara Timur, sesudah Gunung Mutis, 2427m di Timor Barat. Pulau Flores bersama Pulau Timor, Pulau Sumba dan Kepulauan Alor merupakan empat pulau besar di Provinsi NTT yang merupakan salah satu provinsi kepulauan di Indonesia dengan 566 pulau. Flores, dengan luas, jumlah penduduk dan sumber daya baik alam maupun manusia yang dinilai cukup memadai, kini tengah mempersiapkan diri menjadi sebuah provinsi pemekaran di NTT. Di ujung barat dan timur Pulau Flores ada beberapa gugusan pulau kecil. Di sebelah timur ada gugusan Pulau Lembata, Adonara dan Solor, sedangkan di sebelah barat ada gugusan Pulau Komodo dan Rinca. Sebelah barat pulau Flores, setelah gugusan pulau-pulau kecil tersebut, terdapat pulau Sumbawa (NTB), sedangkan di sebelah timur setelah gugusan pulau-pulau kecil tersebut, terdapat kepulauan Alor. Di sebelah tenggara terdapat pulau Timor. Di sebelah barat daya terdapat pulau Sumba, di sebelah selatan terdapat laut Sawu, sebelah utara, di seberang Laut Flores terdapat Sulawesi.
Suku bangsa Flores adalah merupakan percampuran etnis antara Melayu, Melanesia, dan Portugis. Dikarenakan pernah menjadi Koloni Portugis, maka interaksi dengan kebudayaan Portugis sangat terasa dalam kebudayaan Flores, baik melalui genetik, agama, dan budaya.

Administrasi[sunting | sunting sumber]

Flores adalah bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau ini dibagi menjadi delapan kabupaten; dari barat ke timur sebagai berikut: Manggarai Barat dengan ibukota Labuan Bajo, Manggarai dengan ibukota Ruteng, Manggarai Timur dengan ibukota Borong, Ngada dengan ibukota Bajawa, Nagekeo dengan ibukota Mbay, Ende dengan ibukota Ende, Sikka dengan ibukota Maumere,Flores Timur dengan ibukota Larantuka. dan kabupaten ((lembata)) dengan ibukota lewoleba.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Topografi Flores.
Flores memiliki beberapa gunung berapi aktif dan tidur, termasuk Egon, Ilimuda, Lereboleng, Lewotobi, dan ile Ape (lembata), Rokatenda (palu'e), Ebulobo

Flora and fauna[sunting | sunting sumber]

Flores memiliki satu dari sekian satwa langka dan dilindungi di dunia yakni Varanus komodoensis atau lebih dikenal dengan Biawak raksasa. Raptil ini hidup di Pulau Komodo dan Pulau Rinca, keduanya berada di Kabupaten Manggarai Barat, Flores Barat. Selain Pulau Komodo dan Pulau Rinca yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo, Flores juga memiliki satu Taman Nasional lagi yang terletak di Kabupaten Ende, yakni Taman Nasional Kelimutu. Daya tarik utama Taman Nasional Kelimutu adalah Danau Tiga Warna-nya yang selalu berubah warna air danaunya. Akan tetapi sesungguhnya di dalam Kawasan Taman Nasional Kelimutu itu tumbuh dan berkembang secara alami berbagai jenis spesies tumbuhan dan lumut. Oleh karena itu pada awal tahun 2007, pihak pengelola Taman Nasional Kelimutu melai mengadakan identifikasi terhadap kekayaan hayati TN Kelimutu untuk kemudian dikembangkan menjadi Kebun Raya Kelimutu. Jadi, nantinya para wisatawan yang datang ke Kawasan Wisata Alam Kelimutu, selain dapat menikmati keajaiban Danau Tiga Warna, juga dapat mengamati keanekaragaman hayati dalam Kebun Raya Kelimutu.
Di Mataloko, Kabupaten Ngada terdapat sumber panas bumi yang saat ini sedang dikembangkan menjadi sumber listrik. Di Soa, sebelah timur kota Bajawa, ibu kota kabupaten Ngada terdapat tempat pemandian air panas alami. Banyak turis asing yang datang ke sana.
Di Riung, utara kabupaten Ngada, terdapat taman laut 17 Pulau yang seindah Taman laut Bunaken di Manado. Yang unik dari taman laut ini adalah terdapat sebuah pulau yang bernama pulau Kelelawar yang menjadi tempat tinggal ribuan kelelawar.

Situs arkeologi[sunting | sunting sumber]

Pada September 2003, di gua Liang Bua di Flores barat, paleoantropologis menemukan tengkorak spesies hominid yang sebelumnya tak diketahui. Temuan ini dinamakan "manusia Flores" (Homo floresiensis, dijuluki hobbit). Penemuan ini dimuat dalam majalah Nature edisi 28 Oktober 2004. Status temuan ini sekarang masih diperdebatkan, apakah termasuk Homo erectus atau Homo sapiens.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pulau Natal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Territory of Christmas Island


MottoTidak Ada
Lagu kebangsaanTidak Ada
Ibu kota
(dan kota terbesar)
Flying Fish Cove
Bahasa resmi Inggris
Pemerintahan Organisasi Teritori Australia
 -  Administrator Neil Lucas
 -  Menteri Tinggi Gordon Thomson
-
 -  -
Luas
 -  Total 135 km2 (-)
 -  Perairan (%) -
Penduduk
 -  Perkiraan 2006 1.493 (-)
 -  Sensus -
 -  Kepadatan 11/km2 (-)
PDB (KKB) Perkiraan -
 -  Total - (-)
 -  Per kapita - (-)
Mata uang Dolar Australia (AUD)
Zona waktu (UTC+7)
 -  Musim panas (DST)  (UTC+7)
Ranah Internet .cx
Kode telepon -61-891
Pulau Natal adalah sebuah wilayah luar negeri Australia yang terdiri dari 1 Pulau. Pulau ini terletak di dekat Pulau Jawa, tepatnya di sebelah barat daya Pulau Jawa. Iklimnya merupakan iklim tropis.
Pulau Christmas yang merupakan wilayah dari Australia di Samudera Hindia terletak 2.600 kilometer (1.600 mil) dari arah barat laut kota Perth, Australia Barat, 500 km (310 mil) dari arah selatan Jakarta,Indonesia dan 975 km (606 mil) dari Pulau Cocos (Keeling).
Pulau ini memiliki populasi sebesar 1.402 warga yang tinggal di sejumlah "daerah pemukiman" di ujung utara pulau: Flying Fish Cove (juga dikenal sebagai Kampung), Kota Perak, Poon Saan, dan Drumsite.
Pulau ini terisolasi secara geografis dan jauh dari jangkauan manusia hingga abad ke-19. Tidak mengherankan jika berbagai flora dan fauna endemik di pulau ini relatif tidak terganggu. Kondisi ini merupakan hal yang penting untuk para ilmuwan dan naturalists.
Pulau ini dahulu dihuni oleh bangsa Melayu (Indonesia), mereka umumnya adalah orang orang Bugis yang mencari nafkah hingga ke bagian Utara Australia termasuk Pulau Christmas. Selain bangsa Melayu, bangsa Tionghoa juga banyak terdapat di Pulau ini. Dahulu mereka didatangkan dari Malaysia dan Singapura sebagai pekerja tambang fosfat (guano).

Asia Pasific Space Center[sunting | sunting sumber]

Asia Pasific Space Center (ASPC) adalah perusahaan peluncuran satelit yang merupakan patungan antara Samara Space Center, Sydney, Australia dan Rosaviacosmos, Rusia. ASPC menjadikan Pulau Natal sebagai tempat peluncuran satelit karena letaknya yang relatif dekat dengan garis khatulistiwa dan iklimnya mudah diprediksi. Selain itu letak Pulau Natal yang terpencil menjadikan risiko jatuhnya roket penngorbit satelit mengenai manusia bisa diminimalkan.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

(Inggris) http://www.aerospace-technology.com/projects/christmas/christmas3.html